Salah satu cabang dari olahraga otomotif yang sangat populer adalah drifting. Olahraga otomotif ini mengharuskan para pesertanya untuk melajukan mobil yang dikendarai dengan posisi miring.
Kompetisi olahraga otomotif ini pun telah banyak diselenggarakan di berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia. Namun, istilah ini di Indonesia belum begitu populer. Maka dari itu, artikel ini akan mengulas secara lengkap mengenai olahraga otomotif yang super keren ini.
Daftar isi
Apa Itu Drifting?
Dalam Bahasa Indonesia, drifting bisa juga disebut ‘mengepot’. Salah satu cabang olahraga otomotif ini merupakan teknik menyetir mobil dimana pengendara harus memiringkan posisi mobil yang dikendarai. Bukan hanya itu, pengemudi juga diharuskan melakukan mobilnya dengan durasi waktu selama mungkin ketika mobil tersebut sudah dalam posisi miring.
Drifting dapat disebut sebagai teknik mengemudi tingkat tinggi karena mengharuskan pengemudinya untuk melakukan mobilnya dalam posisi miring serta meluncur selama mungkin.
Meskipun awal mula penggunaan teknik ini sampai bisa populer tidak diketahui, namun Jepang telah dipercaya sebagai salah satu negara yang menjadi tempat lahirnya teknik mengemudi ini.
Pada awalnya, olahraga otomotif ini hanyalah teknik menyetir semata. Seiring berjalannya waktu, cabang olahraga otomotif ini kini mulai diperlombakan di berbagai negara. Bahkan, Federation Internationale de’Automobile juga telah mengakui drifting sebagai salah satu cabang olahraga otomotif profesional.
Perlu diketahui bahwa tidak semua mobil dapat digunakan untuk melakukan teknik ‘mengepot’ ini. Hanya mobil dengan penggerak roda belakang dan mobil tipe upgrade optimum yang dapat digunakan untuk melakukan olahraga yang satu ini. Selain itu, teknik ini juga perlu dipelajari, sehingga tidak semua orang bisa melakukannya.
Sejarah Drifting dari Waktu ke Waktu
Jika melihat namanya, mungkin banyak yang mengira bahwa cabang olahraga otomotif ini berasal dari Amerika atau Inggris. Namun, siapa sangka jika olahraga otomotif ini justru berasal dari negara Jepang. Berdasarkan sejarah, diketahui bahwa olahraga otomotif ini mulai hadir di Jepang sejak era tahun 1960-an.
Pada era tersebut, komunitas motor sport yang bernama Rolling Zone sedang mempraktikkan sebuah teknik opposite lock di jalan yang licin dan berkelok. Perlu diketahui bahwa teknik opposite lock adalah teknik yang sangat lazim dilakukan oleh pembalap pada balapan rally.
Pada tahun 1970, seorang pria bernama Kunimitsu Takahashi berhasil melakukan percobaan yang akhirnya menjadi cikal bakal munculnya teknik drifting. Pada saat itu, pria yang merupakan pembalap F1 legendaris tersebut memajukan mobilnya dengan posisi bagian depan yang miring. Dia melakukannya dengan cara mengikuti titik tinggi yang terletak dalam satu lintasan.
Selanjutnya, eksperimen tersebut membuat pembalap lainnya tertarik untuk ikut mencoba serta mengembangkannya. Salah satu pria yang sangat tertarik dengan teknik tersebut adalah Keiichi Tsuchiya. Dia terus mengembangkan eksperimen tersebut dengan cara melakukan teknik tersebut di jalan-jalan pegunungan.
Keiichi pun akhirnya dijuluki sebagai Drift King oleh penduduk Jepang atas apa yang sudah dilakukan olehnya. Pada tahun 2001, Keiichi bekerjasama dengan Daiijiro Inada untuk pertama kalinya membuat kompetisi drifting profesional.
Kompetisi tersebut diberi nama D1 Grand Prix. Dalam kompetisi tersebut, para peserta diharuskan untuk membuat mobil yang dikendarai melaju kencang dengan posisi yang sedikit miring.
Seiring berjalannya waktu, kompetisi olahraga otomotif itu pun semakin populer dan banyak diselenggarakan oleh para pecinta olahraga ini di seluruh dunia. Pada awal kemunculannya, olahraga otomotif ini sempat tidak mendapatkan pengakuan dari Federation Internationale de l’Automobile.
Namun, saat ini cabang olahraga otomotif tersebut sudah diresmikan oleh federasi tersebut dengan aturan yang sudah disesuaikan oleh pihak federasi.
Beberapa Macam Teknik Melakukan Drifting
Pada umumnya, teknik yang umum digunakan adalah membiarkan ban belakang mobil mengalami slip. Pengemudi harus berusaha sebisa mungkin agar slip di ban belakang dapat menghasilkan alur yang lebih besar dibandingkan slip pada ban depan. Selain itu, pengemudi juga harus memastikan bahwa mobil melaju dengan kecepatan tinggi pada saat melakukan teknik tersebut.
Jika berhasil, pengemudi harus membelokkan setir tanpa mengurangi kecepatan laju mobil. Pada posisi ini, belokan setir harus dilakukan dengan tepat dan kecepatan mobil juga harus stabil. Apabila tidak bisa melakukan hal tersebut, maka pengemudi bisa saja kehilangan kendali atas mobil yang dikendalikannya sendiri.
Seiring berjalannya waktu, teknik olahraga otomotif ini pun semakin berkembang. Alhasil, saat ini semakin banyak variasi teknik yang bisa dilakukan pada olahraga otomotif ini. Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa varian teknik melakukan drifting.
Braking Drift
Teknik ini sangat cocok dilakukan pada saat mobil akan melewati tikungan. Cara melakukannya yaitu dengan menginjak rem mobil. Saat menginjak pedal rem mobil, maka bobot mobil otomatis akan pindah ke posisi depan. Dengan begitu, maka ban belakang yang menjadi penopang mobil pun dapat hilang traksinya. Alhasil, mobil akan mengalami drift atau mengepot.
Shift Lock
Teknik yang kedua ini dikenal dengan nama shift lock. Varian teknik olahraga otomotif yang satu ini mengharuskan para pengemudi untuk menurunkan posisi gigi mobil ke posisi yang lebih rendah. Tujuan dilakukannya hal tersebut adalah supaya ban mobil terkunci serta traksi pada mobil juga hilang. Saat hal ini terjadi, maka mobil akan berada dalam posisi mengepot.
Power Slide
Jenis teknik drifting ini hanya bisa dilakukan dengan menggunakan mobil yang bertenaga besar. Cara melakukan teknik ini yaitu dengan menginjak gas pada mobil sampai full. Selanjutnya, pengemudi diharuskan untuk mengendalikan arah laju mobil menggunakan setir mobil. Dengan begitu, maka mobil pun akan mengepot.
Dynamic Drift
Dynamic drift merupakan teknik yang dapat membuat beban di ban belakang mobil pindah ke posisi depan mobil. Namun, teknik ini tidak diaplikasikan dengan cara menginjak komponen pedal rem. Cara melakukan dynamic drift yang benar adalah dengan menaikkan pedal gas mobil ketika mobil sedang berada pada kecepatan yang tinggi.
Hand Brake Drift
Sama seperti namanya, teknik yang satu ini sangat mengandalkan komponen hand brake pada mobil. Saat melakukan teknik ini, hand brake harus ditarik bersamaan dengan kopling yang sudah diinjak oleh pengemudi.
Hal ini dilakukan agar bisa menghilangkan traksi pada mobil. Apabila traksi mobil telah hilang, maka pengemudi harus melepas kopling dan kemudian diganti dengan menginjak pedal gas. Ketika pedal gas diinjak, pengemudi harus melakukan counterstreering.
Scandinavian Flick
Teknik yang terakhir ini mengharuskan pengemudi untuk memutar setir mobil ke bagian arah luar dari tikungan. Setelah melakukan teknik tersebut, pengemudi harus memutar kembali setir secara tiba-tiba sampai bagian belakang mobil bergeser.
Baca Juga : Service AC Mobil Surabaya Dengan Pelayanan Terbaik
Itu dia informasi lengkap mengenai drifting dari definisi, sejarah, hingga teknik melakukannya. Tentunya, informasi tersebut sangat menarik bagi para pecinta olahraga otomotif ini.
Cabang olahraga otomotif ini memang sangat seru, sehingga tidak heran jika para pecinta otomotif tertarik untuk menonton perlombaannya atau bahkan ingin ikut mencobanya.